welcome to my Blog

Kamis, 19 Juni 2014

Tehnik Memahami Anak Non tes



B. Non-tes

Teknik non-tes merupakan prosedur mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada umumnya bersifat kualitatif. Tekhnik ini tidak menggunakan alat – alat yang bersifat mengukur, tetapi hanya menggunakan alat yang bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja. Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:

 

1. Observasi (pengamatan)

Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain. Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.      dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu         

2.      direncanakan secara sistematis

3.       hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan

4.      perlu diperiksa ketelitiannya.

 a. Cara dan Tujuan Observasi

Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:

a. Observasi partisipatif dan nonpartisipatif

Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.

b. Observasi sistematis dan observasi nonsitematis

Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati.

c. Observasi Eksperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.

Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk:

 Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.

 Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.

Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data


c. Kebaikan dan Kelemahan Observasi

Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kebaikan, antara lain:

1.      Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak

2.      Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting

3.       Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara atau angket

4.      Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran. Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan

Kelemahan observasi antara lain :

1.Observer tiidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyayi, dia kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.

2. Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.

3. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol sebelumya.

d. Alat Pencatat Observasi

Agar hasil observasi dapat dikumpulkan dengan baik maka sebelumnya guru harus menyiapkan alat untuk observasi yaitu:

1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record)

Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok. Catatan anekdot ini ada dua macam yaitu anekdot insidental, digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi sewaktu-waktu, tidak terus-menerus. Sedangkan catatan anekdot periodik digunakan untuk mencatat peristiwa tertentu yang terjadi secara insedental dalam suatu periode tertentu. Catatan anekdot mempunyai kegunaan dalam melaksanakan observasi trerhadap tingkah laku anak. Kegunaanya untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang murid sebagai individu yang kompleks, memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu problema yang dihadapinya, dan dapat dijadikan dasar utuk pemecahan masalah anak dalam belajar.

.Catatan anekdot yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

a. Objektif

Untuk mempertahankan objektivitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

 catatan dibuat sendiri oleh guruØ

 pencatatan dilakukan segera setelah suatu kegiatan terjadiØ

 deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiriØ

b. Deskriptif

Catatan suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar belakang, percakapan dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.

c. Selektif

Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai keadaan murid.

2. Daftar cek (Check Lish)

Daftar cek adalah sebuah catatan tertulis yang berisi kemungkinan jawaban yang dipilih, dengan tinggal membubuhkan sebuah tanda pada kemungkinan jawaban yang benar. Dalam bentuk daftar cek, semua tingkah laku, sikap yang diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar.

3. Skala Penilaian (Rating Scale)

Dalam skala penilaian, tingkah laku, sikap yang diobservasikan dijabarkan dalam bentuk skala.

2. Wawancara ( Interview )

Wawancara merupakam teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden atau orang ynag diminta informasi.

Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :

1.     Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai.

Dalam hal ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai

2.     Keterampilan pewawancara,

Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.

3.     Pedoman wawancara,

Keberhasilan wawancara juga sangatv dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan yang akan diajukan.

Kelebihan dan kekurangan wawancara

1. Kelebihannya yaitu:

 merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi siswa

Ø  dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur

Ø  dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi

Ø  digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain

2. Kekuranganya yaitu:

 tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu, sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak, menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.

Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:

ü  Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa yang akan ditanyakan.

ü  Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut.

ü  Harus menjaga hubungan yang baik

ü  Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya

ü  Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas

ü  Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara

ü  Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data

ü  Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama

ü  Guru harus mengobrol dalam wawancara

ü  Batasi waktu wawancara

ü  Hindari penonjolan aku dari guru

3.Angket ( Questionaire )

Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden. Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.

Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila angket itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya.

Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu angket berstuktur dan angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan terbatas pula. Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memberi penjelasan-penjelasan, alasan-alasan terbuka.



Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:

1) gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap

2) susun kalimat sederhana tapi jelas

3) hindari kata-kata yang sulit dipahami

4) pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab

5) hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.

Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan angket antara lain:

a. Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat.

b. Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama

c. Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan

Sedangkan kelemahan angket, antara lain:

a. Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali

b. Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.

c. Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.

4. Sosiometri

Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sehnggga sosiometri merupakan alat yag tepat untuk menilai hubungan sosial dan tingkah laku sosial dari murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur hubungan individu, susunan antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga dengan demikian seorang guru dapat mengetahui bagaimana keadaan hubungan social dari tiap-tiap anak dalam suatu kelompok atau kelas.

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:

·      murid yang populer (banyak disenangi teman).

·      murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman).

·      klik (kelompok kecil, 2-3 orang murid).

Sosiometri juga dapat digunakan untuk:

- memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu

- menentukan kelompok kerja

- meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.

Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 2 yaitu:

1. Langkah pemilihan teman

Disini guru menyuruh semua murid untuk memilih teman-temannya yang disenangi secara berurutan sebanyak satu atau dua anak. Dalam memilih anak perlu disebutkan alasan mengapa harus memilih teman itu.

2. Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)

Dari data yang telah kita buat dalam metrik sosiometri, dapat pula kita buat sebuah peta atau sosiogram. Dalam pembuatan sosiogram usahakan anak yang paling banyak dipilih diletakan ditengah-tengah, agar dapat mudah diketahui siapa yang paling banyak dipilih.

Dengan melihat hasil sosiometri kita dapat mengetahui bagaimana kedudukan dan relasi sosial dari masing-masing anak dalam kelompok. Sehingga hasil dari sosiogram ini dapat dibuat pertimbangan untuk menilai sikap sosial anak dan kepribadiannya dalam kelompok.

5. Studi kasus

Studi kasus merupakan tekhnik pengumpul data yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Terpadu artinya menggunakan berbagai pendekatan yang bersifat menyeluruh, artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu.

Studi Kasus diadakan untuk memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya. Kemudian dari pemahaman dari siswa yang mendalam, konselor dapat membantu siswa untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik. Dengan penyesuian pada diri sendiri serta lingkungannya, sehingga siswa dapat menghadapi permasalahan dan hambatan hidupnya, dan tercipta keselarasan dan kebahagiaan bagi siswa tersebut.

Sasaran Studi kasus

Sasaran studi kasus adalah individu yang menunjukan gejala atau masalah yang serius, sehingga memerlukan bantuan yang serius pula. Yang biasanya dipilih menjadi sasaran bagi suatu studi kasus adalah murid yang menjadi suatu problem (problem case); jadi seorang murid membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan lebih baik, asal murid itu dalam keadaan sehat rohani/ tidak mengalami gangguan mental.

Ciri-ciri Studi kasus

Metode Studi kasus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data yang lengkap; studi kasus memerlukan data yang komprehensif dari setiap aspek kehidupan siswa. Data yang lengkap sangat menentukan identifikasi dan analisis masalah. Apabila data tidak lengkap dan terjadi kesalahan dalam identifikasi dan analsis masalah maka besar kemungkinan terjadi salah penanganan (treatment) dan bahkan dapat terjadi malpraktik.

b. Bersifat rahasia ; studi kasus tidak dapat dipisahkan dari bimbingan dan konseling, maka salah satu kode etik dalam konseling yaitu asas kerahasiaan. Asas kerahasiaan sangat penting untuk menjaga kepercayaan konseli . Disisi lain, sangat mungkin informasi yang diperoleh belum pasti apa adanya, maka sangat berbahaya apabila informasi tersebut tersebar dan timbul salah persepsi kepada individu dari berbagai pihak.Dan hendaknya hanya konselor yang menangani dan pihak-pihak yang dianggap perlu mengetahui keadaan konseli sebenarnya.

c. Dilakukan secara terus menerus (kontinyu): studi kasus juga merupakan proses memahami perkembangan siswa, maka perlu dilakukan pemahaman secara terus menerus sehingga terbentuk gambaran individu yang obyektif dalam berbagai segi kehidupan individu yang berpengaruh pada masalah yang dihadapinya.

Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :

a. Menemukan murid yang bermasalah, contih: prestasi belajarnya sangat rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos.

b. Memperoleh data

Cara untuk memperoleh data:

1). Wawancara dengan guru lain

2). Home visit, yaitu kunjungan kerumah orang tua murid

3). Wawancara langsung dengan siswa yang bersangkutan

c. Menganalisis data

Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan:

a. kondisi keluarga yang tidak harmonis

b. tingkat kecerdasan rendah

c. motivasi belajar rendah

d. sering sakit-sakitan

e. kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu

d. Memberikan layanan bantuan

Apabila berdasarkan analisis ternyata faktor penyebabnya itu kurang menguasai konsep-konsep dasar dalam mata pelajaran tertentu, maka caranya yaitu dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu.

6. Autobiografi

Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebgainya.

Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya.

Autobiografi ini dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan tidak terstruktur.

a. Terstruktur

Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti: cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan sebagainya.

b. Tidak terstruktur

Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar